16 Maret 2014, awal dibukanya 'penjara' partai dalam berkampanye, maksudnya pada hari ini partai boleh sebebas mungkin untuk mengekspresikan diri dengan memasang atribut spanduk segedhe kingkong yang menjuntai-juntai, ataupun mengundang massa untuk menonton dangdut seronok di lapangan terbuka, atau semacem balap liar pake motor trontongan tanpa pakai helm, tapi kibar-kibarin bendera. Ya..kampanye terbuka telah dimulai, semua kader, semua simpatisan telah bersiap-siap untuk menjalankan segala macam cara dan strategi untuk memperoleh gelar sebagai partai terkuat, terbesar, terbanyak dalam pemilu tahun ini.
Saya sendiri suka mengamati geliat-geliat para kader partai saat berkampanye, ada yang bawa atribut bendera banyak-banyak, ada yang pakai ikat kepala berlambang partai, ada yang wajahnya dilukis bendera partai, dari mulai tindakan bodoh sampai tindakan konyol semua seakan larut dalam kegilaan pesta ini. Tak terkecuali juga partai berbasis Islam. Saya selalu semangat (bukan bernafsu ya) kalau bicara soal partai Islam, bukan karena saya udah pinter politik, bukan karena saya udah jago fiqh politik, bukan juga karena saya seorang pengamat politik, bukan. Saya suka dengan gelora-gelora jiwa pejuang, sangat heroik gitu lho menyaksikan orang-orang berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuannya. Dan suasana begitulah yang membuat saya selalu antusias berbicara politik, karena politik adalah perjuangan.
Lebih menyempit dalam pandangan Islam, politik Islam semakin digandrungi sebab adanya ide dan pemikiran yang mengatakan, konflik yang terjadi pada umat muslim berawal ketika politik jatuh ke tangan orang-orang kafir. Penjajahan, penganiayaan, ketidakadilan adalah buah pahit saat orang-orang kafir menjadi pemimpin umat muslim, dan inilah yang saya maksud sebagai perjuangan, yaitu usaha maksimal kita sebagai muslim yang hidup di masa politik kufur untuk turut serta menumbangkannya.
Balik pada bahasan tentang hari pertama kampanye terbuka ini, ada satu hal yang saya rasa perlu kita cermati sebagai muslim yang turut prihatin terhadap keadaan kaumnya. Saya sengaja pakai gaya bahasa Ibu-ibu kompleks saja, ada sebuah partai, yang konon katanya berasaskan Islam, kader-kadernya penuh dengan jadwal didikan tarbiyah ilahi, sebagian besar katanya hafidz Quran 30 Juz, namanya partai muslim ya tentu semua anggotanya adalah muslim, kyai, sampai juga ustadz, partai muslim yang militan dan penuh gelora jihad, namun sebentar itu adalah suasana partai ketika sebelum reformasi dan belum bermetamorfosis (ya walaupun saya tak setuju jika disebut metamorfosis) seperti sekarang yang jika disebutkan satu-persatu berbanding terbalik antara ucap dan perbuatan. Dahulu bilang dengan lantang, jangan sampai orang kafir menguasai parlemen, sekarang berubah menjadi partai terbuka dan hobi berkoalisi dengan partai sekuler biar bisa dapat jatah kursi menteri, dahulu bilang untuk selalu berpegang teguh pada dua kebenaran Quran dan Hadist, sekarang kaidah 'asal bermanfaat' lebih diutamakan.
Lalu, apa hubungannya dengan kampanye terbuka kali ini? dalam kampanye kali ini, partai yang konon berasas Islam tadi dengan bangga berpamer-ria menunjukkan massa, berbesar hati mampu mengumpulkan kader dan simpatisan hingga berjubel, dari twitter dengan ratusan tweet dan tautan foto yang diRT berkali-kali dari satu akun ke yang lain, hingga facebook yang tak kalah penuh dengan para komentar pejuang cyber nya seakan-akan sebegitu banyaknya massa, sebegitu penuhnya lapangan Gelora Bung Karno, sebegitu putihnya area, semuanya lebih penting daripada kemaksiyatan yang terjadi!, Euforia bermegah-megahan agaknya membuat lupa pada satu ketentuan pergaulan, bahwa seharusnya ada pemisahan interaksi antara pria dengan wanita, sehingga terhindarlah fitnah yang berat.
Namun dalam perayaan kampanye partai yang konon berlandaskan Islam ini semua terlihat begitu nyata, perasaan muslim yang selama ini terus berdoa untuk perjuangannya dalam menegakkan Islam seperti terkhianati, hingga mengucap tanya, "bagaimana mungkin amanat agung perjuangan Islam bisa ditopang oleh mereka, jika untuk ketaatan terhadap sebuah syariat dalam pergaulan ini saja mereka remehkan?".
Allahu'alam. . saya kan hanya komentator bagi mereka. .
Allahu'alam. . saya kan hanya komentator bagi mereka. .
0 Response to "Partai Kecewa Sudah"
Post a Comment