Nasionalisme, selalu identik dengan gerakan cinta tanah air, bangsa dan
negara, namun jika ditilik lebih dalam lagi, nasionalisme adalah sebuah bentuk
persatuan manusia yang dibangun dari hal yang semu, seperti halnya persatuan
garis keturunan, suku, dan sebagainya, bahkan dalam dunia binatang, ikatan ini
dapat juga dijumpai, hanya saja nasionalisme dibentuk dari persamaan tempat
asal atau wilayah, sehingga ikatan nasionalisme hanya akan muncul ketika ada
serangan yang berasal dari luar, seperti penjajahan oleh bangsa asing, karena
sifat nasionalisme yang defensif inilah ikatan tersebut tidak bisa dijadikan
sebagai pendorong untuk bergerak memajukan negara yang notabene dicintainya itu.
Suatu perubahan yang besar tidaklah pernah dibangun melainkan berawal
dari kebangkitan taraf berfikir individu dalam masyarakat, misal revolusi pada
abad kegelapan eropa, yang terkenal dengan istilah Renaissance yang dipelopori
kaum intelektual yang jenuh akan penindasan bertopeng agama, dan cobalah simak
beberapa pergerakan revolusi yang pernah terjadi beberapa dekade silam, maka
dapatlah satu kesamaan, pemikiran menjadi syarat terpenting dalam sebuah
pergerakan perubahan.
Ada apa dengan pemikiran?? Penting untuk diketahui bahwasanya pikiran
mempunyai kekuatan luar biasa dahsyat yang bisa menjadi sebuah poros untuk
menggerakkan apa dan bagaimana aktivitas kehidupan seharusnya berjalan. Ia
merupakan sebuah dasar acuan sebelum seseorang melakukan tindakan, lebih
istimewa agama islam mengajarkan semua pemikiran juga perbuatan haruslah
seirama dan terikat oleh hukum syara, ini dimaksutkan agar semua umat islam
membangun pemikiran yang dilandasi oleh syariat terlebih dahulu sebelum terjun
menghadapi kehidupan.
Pemikiran yang melahirkan suatu peraturan disebut ideologi (mabda;arab)
, yang mana peraturan tersebut berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi
berbagai permasalahan, menjelaskan bagaimana pelaksanaan pemecahannya,
memelihara pemikiran (thariqah;arab) serta untuk menyebarkan ideologi itu sendiri. Mabda atau ideologi bisa
muncul melalu wahyu yang diturunkan Allah atau dari pemikiran – pemikiran
seseorang jenius. Setidaknya ada 3 ideologi didalam kehidupan kita, sebut saja
Ideologi Kapitalisme, Sosialisme, dan Islam. Namun tak semuanya bisa mendasari
perubahan yang hakiki. Terlebih bagi umat muslim, umat terbaik yang ingin
ataupun sedang berjuang bergerak untuk perubahan kehidupan manusia.
Kapitalisme yang berorientasi terhadap materi keduniaan telah
menjadikan kebebasan individu yang sebebas-bebasnya dengan mengesampingkan
peran agama, aturan hidup manusia sebagai asas dalam pemenuhan kebutuhan
hidupnya, jika dilihat dari luar, kapitalisme mengajarkan manusia untuk bekerja
keras agar dapat mempertahankan hidupnya, bagus sepertinya, namun ketika tidak
adanya batasan dan pengawas yang jelas, kebebasan yang kapitalisme puja telah
menjadikan persaingan pemenuhan kebutuhan manusia menjadi tidak sehat dan
meletakkan GAP atau jurang pemisah yang sangat lebar antara si kaya dan si
miskin, kesejahteraan, kenyamanan hidup, dan keadilan penegakkan hukum tak akan
pernah terjadi dalam sistem yang berlandaskan kapitalisme, itulah mengapa
Kapitalisme bukanlah Ideologi yang baik dan benar untuk diterapkan.
Sementara itu dalam sosialisme, manusia tak ubahnya seperti mesin,
mereka hidup namun tak mempunyai jiwa, naluri mereka sebagai manusia telah
benar – benar kering seiring dengan penolakan mereka terhadap agama, sehingga
hanya terpedaya dikendalikan oleh para penguasa mereka, dalam sistem
perekonomian dan sumber daya manusia, sosialisme menyamaratakan potensi manusia
dan lebih berkutat pada satu sektor ekonomi saja tergantung keinginan sang
penguasa, seperti slogan-slogan yang mereka anut, Sama Rata Sama Rasa, tak
boleh ada yang dapat lebih banyak. Bahkan sejarah pernah mencatat bahwasanya
kanibalisme yang terjadi di uni soviet (sekarang rusia) disebabkan oleh
kurangnya cadangan bahan makanan pokok karena saat itu sedang terjadi peralihan
dari sektor agraris ke sektor industri, alhasil semua yang semula adalah petani
segera beralih menjadi tenaga pengoperasian mesin, dan ladang – ladang yang
berfungsi sebagai penjaga adanya cadangan bahan pangan mulai ditinggalkan. Atas
dasar banyaknya kesalahan dan ketimpangan dalam ideologi Sosialisme, paparan
diatas bahkan belum menyentuh permasalahan sosial yang timbul karena penihilan
akan agama, maka bisa dinyatakan Sosialisme juga bukanlah sistem yang tepat dan
benar untuk di perjuangkan.
Jika Kapitalisme dan Sosialisme telah gagal untuk memberdayakan umat
menjadi bagaimana manusia seharusnya, lantas bagaimana dengan ideologi Islam
sendiri??
Ideologi Islam bukanlah terlahir dari pemikiran, namun semua aturannya
bersumber dari wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT, Tuhan semesta alam. Karena
itu sudah semestinya umat islam menjadikan ideologi islam sebagai satu –
satunya ideologi yang diterapkan dan diemban ke seluruh penjuru dunia, Islam
semenjak diturunkan telah mengambil peran yang amat penting dalam peradaban
kejahiliahan bangsa arab dahulu, bagaimana bangsa yang dahulunya mempunyai
wilayah yang kecil, paling tidak dilirik karena tidak menarik, paling bodoh di
tengah peradaban romawi dan persia, bisa memutarbalikkan tatanan peradaban 180
derajat menjadi bangsa yang beradab tinggi dan bahkan memimpin wilayah seluas
hampir 2/3 dunia.
Islam memandang bahwasanya individu dalam masyarakat bagaikan anggota
tubuh, dimana masing – masing anggota mempunyai fungsi sendiri yang akan saling
melengkapi dan menyempurnakan aktivitas tubuh. Berbeda dengan sosialisme yang
memukul rata kemampuan manusia, islam mengajarkan untuk memaksimalkan potensi
yang ada, apapun itu selama masih dalam batasan syara. Jadi setiap individu
masyarakat akan mempunyai potensi yang beragam dan indahnya, mereka terikat
ukhuwah islamiyah yang mewajibkan satu sama lain saling membantu. Dalam hal
kebebasan individu, jika kapitalisme meniadakan batasan yang jelas sehingga
malah menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan menimbulkan jarak (gap) yang
lebar antara yang kaya dan yang miskin, islam dengan anggunnya meletakkan
batasan yang wajar antara satu individu dengan yang lain, pun dengan masalah
ekonomi, semua aturan islam dibuat dengan sempurna diantaranya melalui ibadah –
ibadah yang mempertemukan antara sang kaya dan si miskin, misalkan zakat dan
sedekah, sehingga silaturahim terjaga, efeknya si miskin merasa dihargai, yang
kaya merasa nyaman akan keberadaan hartanya.
Setelah membandingkan ideologi satu dengan yang lain, telah jelaslah
mana ideologi yang seharusnya diemban. Islamlah satu – satunya yang harus
diterapkan untuk dijadikan aturan hidup dalam peradaban, Islam bukanlah agama
yang memojokkan Allah SWT dalam surau, semenjak zaman Rasulullah SAW sampai
berakhirnya zaman kekhilafahan islamiyah, ideologi islam pernah diterapkan
untuk mengatur semua aspek kehidupan, dan terbukti ideologi islam pernah
memimpin dan menginspirasi dunia, menjawab segala macam persoalan yang terjadi
dengan jangka waktu prestasi yang begitu lama. Begitu juga dengan hari ini,
ketika banyak permasalahan multidimensi melanda, mulai dari sosial, ekonomi,
dan budaya yang masing – masing mempunyai sub-masalah, dan begitu seterusnya.
Maka hanya metoda yang diberikan islam sajalah yang seharusnya diperjuangkan
oleh umat yang merindukan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman hidupnya.
0 Response to "Kepemimpinan Pemikiran Islam"
Post a Comment