Demokrasi Islam 2014

Demokrasi Islam 2014

Tahun 2013 hanya tinggal menunggu hitungan hari saja untuk berganti tahun 2014, dalam kultur politik Indonesia, tahun 2014 nanti adalah bertepatan dengan akhir masa jabatan presiden yang sekarang, tentu peristiwa ini akan menjadikan tahun 2014 lebih semarak dengan tebar pesona para capres, mulai dari pasang - pasang banner di jalanan, pohon, dan baliho, aksi turun tangan bantu korban musibah, hingga panggung hiburan yang penontonnya didominasi para penikmat minuman (*no offense ((: ).

Well, kenapa ane juga tertarik untuk membuat tulisan ini? tak lain dan tak bukan ya karena ane masih merasa memiliki kesadaran berpolitik, kesadaran untuk berfikir mengenai apa yang sedang terjadi pada negeri ini, mulai situasi ekonomi, budaya, hingga permasalahan sosial yang mewarnai wajah Indonesia hari ini. Hanya saja kerangka berfikir ane mungkin lebih banyak perbedaannya daripada persamaannya dengan para politikus pada umumnya. Jika para politikus masih menggunakan kerangka berfikir Sekular - Demokratis, ane lebih suka berfikir secara Islamis - Revivalis, healaaah. . . (*senyum)

Jujur gan, ane memang sangat geli dengan sistem Demokrasi ini, bukan karena ane suka kediktatoran lho ya, karena konon katanya sistem politik Demokrasi ini adalah lawan dari Sistem Tirani Diktator yang dahulu - dahulu pernah berjaya mendzalimi rakyat atas nama kekuasaannya, maka jadilah logika aneh seperti yang kita kenal sekarang, yang mengatakan "kalo lu kagak suka demokrasi, berarti lu suka tirani-penindasan, karena demokrasi ada untuk melawan tirani itu!", begitu teriak mereka yang entah tutup mata, tutup telinga, tutup hati untuk masih terus percaya pada demokrasi. Alasan ane sih sederhana saja, karena dari awal sudah ane katakan kalo kerangka berfikir ane adalah Islamis - Revivalis maka kemudian pemabahasan Demokrasi tak terlepas dari "Bagaimana Islam Memandang?", pertanyaan "Bagaimana Islam Memandang?" adalah salah satu pertanyaan prinsip dari kerangka berfikir ini, karena dari jawaban atas pertanyaan ini yang akan mengantarkan kita pada sikap dan tindakan yang benar dalam suatu kasus.

Sebagai contoh ya mengenai Demokrasi ini, kita awali "Bagaimana Islam Memandang?", kebanyakan diskusi dan debat yang ane ikuti, pembahasan mengenai Demokrasi ini selalu berbelit diantaranya karena berangkat dari pemahaman yang berbeda atas pengertian atau definisi Demokrasi, ada yang mengambil pendapatnya Plato, Aristoteles, atau bahkan Soekarno, tapi ya seperti yang ane katakan tadi, argumen yang berangkat dari definisi tersebut kemudian saling membelit dalam perdebatan, hingga selesaipun tak menghasilkan satu tujuan yang sama, sangat melelahkan memang. Kalo menurut ane sih yang bisa menjelaskan atau mendefinisikan Demokrasi ya fakta tentang Demokrasi itu sendiri, bukan kata orang ataupun kelompok tertentu, (ya walaupun mungkin juga bisa dijadikan sebagai referensi lho ya. .). Karena itu maka jika kita ingin mengerti fakta mengenai demokrasi maka kita harus melihat bagaimana penerapan dari Sistem Demokrasi itu, yang kemudian jika dipandang oleh pertanyaan Islamis - Revivalis yaitu "Bagaimana Islam Memandang Demokrasi?" akan menghasilkan sebuah jawaban yang menenangkan hati, memuaskan akal, dan sesuati fitrah..... (insya'Alloh bersambung gan.. .ane pamit tidur  *senyum)

2 Responses to "Demokrasi Islam 2014"